oleh Y.T.Obaipa
Dahulu kala, di suatu danau di kota Magdha, hidup
seekor kura-kura. Dua ekor angsa undan juga hidup di dekat sana. Mereka bertiga
adalah teman yang sangat akrab.
Pada suatu
hari, beberapa nelayan tiba di sana dan berkata, “Kita akan datang ke sini
besok pagi dan menangkap ikan dan kura-kura.”
Pada waktu
kura-kura mendengarnya, dia berkata kepada angsa-angsa undan, ” Apakah kalian
dengar apa yang dikatakan nelayan-nelayan tadi. Apa yang akan kita lakukan
sekarang?’
“Kami akan
melakukan apa yang terbaik”. “Saya sudah pernah melewati waktu yang sangat
mengerikan dahulu”, kata kura-kura. “Jadi bisakah engkau membantu saya pergi
hari ini ke danau yang lain?”
“Tapi itu tidak
aman untuk kamu dengan merangkak ke danau yang lain”, kata angsa-angsa undan.
“Baik, kamu
bisa mengangkat saya ke sana dengan menumpang dua di antara kamu” jawab
kura-kura sambil merasa bahagia sekali dengan dirinya sendiri.
“Bagaimana
kita bisa melakukannya?” Tanya angsa-angsa undan.
“Masing-masing
bisa memegang ujung kayu di paruhmu sementara saya memegang kayu tengahnya di
mulutku. Kemudian jika kamu terbang, saya bisa ikut dengan kamu”, kata
kura-kura.
“Rencana
yang bagus sekali”, kata angsa-angsa undan. “Tapi ini juga sangat berbahaya
karena kalau kamu membuka mulutmu untuk bicara, kamu akan terjatuh.”
“Apakah kamu
mengira saya begitu bodoh?” Tanya kura-kura.
Kemudian
pada waktu angsa-angsa undan itu terbang sambil mengangkat temannya si
kura-kura di kayu, mereka terlihat oleh beberapa orang penggembala sapi yang
berada di bawah.
Karena
terkejut, para penggembala itu berkata, “Sesuatu yang aneh, lihatlah!
Angsa-angsa undan sedang membawa kura-kura ke suatu tempat.”
“Wah, kalau
kura-kura itu jatuh kita akan memanggangnya”, kata salah satu gembala sapi.
“Saya akan
memotong dia menjadi bagian-bagian kecil dan memakannya” kata yang lain.
Mendengar
kata-kata yang begitu kasar dari para gembala sapi, kura-kura lupa di mana dia
sedang berada kemudian berteriak dengan marah, “Kamu akan makan abu.”
Pada saat
dia membuka mulutnya, ia kehilangan genggamannya dan dia pun jatuh terpelanting
ke tanah dan langsung disambar oleh gembala sapi kemudian dibunuh.
Angsa-angsa
undan dengan sedih melihat kehancuran teman mereka (si kura-kura) dan dengan
putus asa mengharap bahwa dia seharusnya mendengar nasihat mereka untuk tidak
membuka mulutnya.
Oleh
karenanya, nasehat yang baik itu tidaklah ternilai harganya.
Posted by
Cerita rakyat yang paman kumpul dari semua pelosok nusantara untuk adik adik
semua
Cerita
rakyat dari Kalimantan Barat.
Kancil dan kura-kura sudah lama bersahabat. Pada
suatu hari mereka pergi menangkap ikan disebuah danau.
Berjumpalah mereka dengan seekor kijang. Kijang
ingin ikut. Lalu mereka pergi bertiga.
Sampai disebuah bukit mereka bertemu dengan seekor
rusa. Rusa juga ingin ikut. Segera rusa bergabung
dalam rombongan. Dalam perjalanan, disebuah lembah
berjumpalah mereka dengan seekor babi hutan. Babi
hutan menayakan apakah ia boleh ikut. "Tentu saja,
itu gagasan yang baik, daripada hanya berempat lebih
baik berlima," jawab kura-kura.
Setiba di bukit yang berikutnya, berjumpalah mereka
dengan seekor beruang. Lalu mereka berenam
melanjutkan perjalanannya. Kemudian mereka bertemu
dengan seekor badak. "Bagaimana kalau aku ikut,"
tanya badak. "Mengapa tidak?", jawab semua. Bahkan
lalu bergabung pula seekor banteng.
Kali berikutnya rombongan kancil bertemu dengan seekor
kerbau yang akhirnya ikut serta. Begitu pula ketika
mereka bertemu dengan seekor gajah. Demikianlah,
mereka bersepuluh berjalan berbaris beriringan
mengikuti kancil dan akhirnya mereka sampai ke danau
yang dituju. Bukan main banyaknya ikan yang berhasil
ditangkap. Ikan kemudian disalai dengan mengasapinya
dengan nyala api sampai kering.
Keesokan harinya, beruang bertugas menjaga ikan-ikan
ketika yang lainnya sedang pergi menangkap ikan.
Tiba-tiba seekor harimau datang mendekat. Tak lama
kemudian beruang dan harimau terlibat dalam
perkelahian seru. Beruang jatuh pingsan dan ikan-ikan
habis disantap harimau.
Berturut-turut mereka kemudian menugasi gajah,
banteng, badak, kerbau, babi hutan, rusa dan kijang,
semuanya menyerah. Sekarang tinggal kura-kura dan
kancil yang belum terkena giliran menunggu ikan.
Kura-kura dianggap tidak mungkin berdaya menghadapi
harimau, maka diputuskanlah kancil yang akan menjaga.
Sebelum teman-temannya pergi menangkap ikan,
dimintanya mereka mengumpulkan rotan
sebanyak-banyaknya. Lalu masing-masing dipotong
kira-kira satu hasta. Tak lama kemudian tampak kancil
sedang sibuk membuat gelang kaki, gelang badan, gelang
lutut dan gelang leher. Sebentar-sebentar kancil
memandang ke langit seolah-olah ada yang sedang
diperhatikannya. Harimau terheran-heran, lalu
perlahan-lahan mendekati si kancil. Kancil pura-pura
tidak mempedulikan harimau.
Harimau bertanya, "Buat apa gelang rotan
bertumpuk-tumpuk itu?". Jawab kancil, "Siapa yang
memakai gelang-gelang ini akan dapat melihat apa yang
sedang terjadi di lagit". Lalu dia menengadah sambil
seolah-olah sedang menikmati pemandangan di atas.
Terbit keinginan harimau untuk dapat juga melihat apa
yang terjadi di langit.
Bukan main gembiranya kancil mendengar permintaan
harimau. Dimintanya harimau duduk di tanah melipat
tangan dan kaki. Lalu dilingkarinya kedua tangan,
kedua kaki dan leher harimau dengan gelang-gelang
rotan sebanyak-banyaknya sehingga harimau tidak dapat
bergerak lagi.
Setelah dirasa cukup, rombongan si kancil berniat
kembali pulang ke rumah, akan tetapi mereka bertengkar
mengenai bagian masing-masing. Mereka berpendapat,
siapa yang berbadan besar akan mendapatkan bagian yang
besar pula. Kancil sebenarnya tidak setuju dengan
usulan tersebut. Lalu dia mencari akal.
Tiba-tiba melompatlah kancil dan memberi tanda ada
marabahaya. Semuanya ketakutan dan terbirit-birit
melarikan diri. Ada yang jatuh tunggang langgang, ada
yang terperosok ke lubang dan ada pula yang tersangkut
akar-akar. Salaipun mereka tinggalkan semua. Hanya
kancil dan kura-kura yang tidak lari. Berdua mereka
pulang dan berjalan berdendang sambil membawa
bungkusan yang sarat.
================================================
"Berkat kecerdasan tinggi, yang lemah jadi kuat dan
yang ditindas jadi pemenang".
Posted by
Cerita rakyat yang paman kumpul dari semua pelosok nusantara untuk adik adik
semua at
Oleh : Erick.Y
Dua ekor
kambing berjalan dengan gagahnya dari arah yang berlawanan di sebuah pegunungan
yang curam, saat itu secara kebetulan mereka secara bersamaan masing-masing
tiba di tepi jurang yang dibawahnya mengalir air sungai yang sangat deras.
Sebuah pohon yang jatuh, telah dijadikan jembatan untuk menyebrangi jurang
tersebut. Pohon yang dijadikan jembatan tersebut sangatlah kecil sehingga tidak
dapat dilalui secara bersamaan oleh dua ekor tupai dengan selamat, apalagi oleh
dua ekor kambing. Jembatan yang sangat kecil itu akan membuat orang yang paling
berani pun akan menjadi ketakutan. Tetapi kedua kambing tersebut tidak merasa
ketakutan. Rasa sombong dan harga diri mereka tidak membiarkan mereka untuk
mengalah dan memberikan jalan terlebih dahulu kepada kambing lainnya.
Saat salah
satu kambing menapakkan kakinya ke jembatan itu, kambing yang lainnya pun tidak
mau mengalah dan juga menapakkan kakinya ke jembatan tersebut. Akhirnya
keduanya bertemu di tengah-tengah jembatan. Keduanya masih tidak mau mengalah
dan malahan saling mendorong dengan tanduk mereka sehingga kedua kambing
tersebut akhirnya jatuh ke dalam jurang dan tersapu oleh aliran air yang sangat
deras di bawahnya.
Lebih baik
mengalah daripada mengalami nasib sial karena keras kepala.
Posted by
Cerita rakyat yang paman kumpul dari semua pelosok nusantara untuk adik adik
semua at
Oleh : Jhon.I
Seekor
anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke
rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah
jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya
terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira
dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari
miliknya.
Bila saja
dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya.
Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang
dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut
akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat
tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang
yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan
menyadari betapa bodohnya dirinya.
Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah
Posted by
Cerita rakyat yang paman kumpul dari semua pelosok nusantara untuk adik adik
semua at
Oleh : Hengki Dawiyai Kudiai
Seekor
kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki
sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai
tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang
memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut.
Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya,
berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu
keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam
melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran
di muka gua mencari mangsanya.
Lalu sang
kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan
menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa
takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang
tidak akan pernah kamu lupakan."
Sangatlah jahat, mengambil keuntungan dari kemalangan orang lain.
Posted by
Cerita rakyat yang paman kumpul dari semua pelosok nusantara untuk adik adik
semua at
Oleh : Y.T.Obaipa
Pada siang
hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras
sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran
gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang
yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan
sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.
"Apa!"
teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan
menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja
yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"
"Saya
tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang;
"Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun
telah berlalu."
Semut
tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.
"Membuat
lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu
tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu
menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan
pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.
Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.
Posted by
Cerita rakyat yang paman kumpul dari semua pelosok nusantara untuk adik adik
semua at
Oleh : Y.T.Obaipa
Pada suatu musim yang sangat kering, dimana saat itu
burung-burungpun sangat sulit mendapatkan sedikit air untuk diminum, seekor
burung gagak menemukan sebuah kendi yang berisikan sedikit air. Tetapi kendi
tersebut merupakan sebuah kendi yang tinggi dengan leher kendi sempit.
Bagaimanapun burung gagak tersebut berusaha untuk mencoba meminum air yang
berada dalam kendi, dia tetap tidak dapat mencapainya. Burung gagak tersebut
hampir merasa putus asa dan merasa akan meninggal karena kehausan.
Kemudian
tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Dia lalu mengambil kerikil yang ada
di samping kendi, kemudian menjatuhkannya ke dalam kendi satu persatu. Setiap
kali burung gagak itu memasukkan kerikil ke dalam kendi, permukaan air dalam
kendipun berangsur-angsur naik dan bertambah tinggi hingga akhirnya air
tersebut dapat di capai oleh sang burung Gagak.
Walaupun sedikit, pengetahuan bisa
menolong diri kita pada saat yang tepat.
posted (by, Hengki. Dawiyai Kudiai )
Posting Komentar